Glitter Words

Cocok untuk anda yang ingin mengakhiri hidup, patah semangat, stress dan depresi

Sabtu

Distorsi waktu

2 komentar
Disaat waktu terhenti, ada sebuah lubang hitam besar di dalam isi kepala dan dilubuk hati. Hidup seakan searah, monotone dan hampa. Apa yang dikerjakan tak akan ada hasil, apa yang dibicarakan tak akan tersampaikan. Melihat kegelapan dalam kegelapan; mati rasa di dalam otk hakiki. Hubungan arus tidak terjadi dua arah, proses penyampaian informasi dari sistem saraf ke pusat otak berjalan sangat lambat. Distorsi Waktu, Alvin menyebutnya, sebuah perasaan dimana kita hanya diam melihat segala sesuatu dan informasi terbang melintas di depan kita, seperti orang belajar selama dua jam, tetapi tak ada satupun informasi dan ilmu yang melekat, seakan hanya lewat begitu saja. Pada akhir distorsi akan ada sebuah perputaran cepat, dimana kita akan kembali kedalam rutinitas kita. Distorsi waktu ini terjadi karena suatu hal yang terlalu dipikirikan, terlalu mendalam, over-ambisius, over-depresi. Membuat kita merasa atau berpikir nyaman di masa lalu daripada sekarang.
Cara untuk mengatasinya adalah berpandangan jauh kedepan, menembus batas kepercayaan yang dapat membuat kita tersenyum dan bergairah, melihat kebelakang tentang apa saja yang kita perbuat, entah itu bagus atau tidak. Karena dengan melihat kebelakang sebentar adalah sebuah persiapan atau ancang-ancang kita untuk melewati lubang hitam tersebut, seperti seorang atlet yang akan mundur selangkah untuk mendapatkan pijakan agar melompat lebih tinggi. Dalam hal ini alkohol, nicotine, dan cafein tidak akan membantu banyak, hanya dorongan dan komunikasi dari sahabat yang dapat membuat anda tersenyum adalah kuncinya. Biarkan perasaan dan senyuman itu yang menutup lubang dan menembus kegelapan di diri Saya, Anda dan Dia

Jumat

Hargai Waktu

0 komentar
Hargai Waktu !!
Sejarah peradaban manusia telah dengan jelas menunjukkan kepada kita, bahwa kekayaan sumberdaya alam, warna kulit, dan kecerdasan sumberdaya manusia semata tidak menentukan keberhasilan sebuah bangsa menjadi bangsa yang maju dan makmur. Sebuah bangsa membutuhkan sikap, disiplin, integritas, kemauan bekerja keras, kepatuhan pada hukum dan peraturan, penghargaan kepada hak-hak orang lain, dan kegairahan untuk melakukan perbaikan terus menerus agar menjadi bangsa yang maju dan makmur.
Masalahnya adalah, jika pendidikan kita dapat didefinisikan sebagai sebuah proses memaknai seluruh pengalaman hidup kita, pendidikan selama ini didekati secara formalistik sebagai sebuah sektor di antara sektor-sektor lainnya. Kebijakan pembangunan pendidikan nasional gagal menyadarkan kita untuk akrab dengan lingkungan kita sendiri dan kreatif menyediakan solusi-solusi bagi beragam persoalan kehidupan kita. Sebagai negara agraris, harus dikatakan, bahwa pembangunan pertanian kita saja tidak menunjukkan kinerja yang membanggakan, apatah lagi kinerja pembangunan kelautannya. Pendek kata, pendidikan kita gagal mengantarkan kita untuk memiliki kompetensi teknikal, dan sosial yang diperlukan untuk mengubah sumberdaya alam yang melimpah itu menjadi sumber kemakmuran dan kemajuan.
Sewaktu kita di sekolah dan di kampus, sekolah dan kampus gagal mengembangkan kemandirian kita sebagai agen-agen perubahan (change agents) yang mengambil sikap kritis pada proses-proses pembangunan, namun seringkali justru menjadi benteng kemapanan, dan mereduksi diri menjadi sekedar diploma mills (pabrik ijazah). Kampus juga menjadi contoh yang buruk dalam manajemen waktu : prosentase mahasiswa yang mampu menyelesaikan kuliah tepat waktu (8 semester/ 4 tahun) cukup rendah. Kegagalan pendidikan kita tidak saja telah menyebabkan tidak saja sektor pertanian dan kelautan kekurangan para enterpreneur –sebagai agen perubahan- dan tenaga kerja dengan wawasan dan kompetensi yang memadai, dua sektor inipun merupakan dua sektor yang kurang berkembang, dan kurang terurus, terlebih sektor kelautannya.
Kita sering dengan mudah mengambil kesimpulan bahwa keterbelakangan kita merupakan akibat dari sistem yang brengsek, ketiadaan leadership atau moral kita yang buruk. Beberapa sosiolog terkemuka mengatakan bangsa kita ini termasuk bangsa dan negara yang lembek (soft nation and state).

Positive thinking

0 komentar
Berpikir Positif. Posting alias positive thinking merupakan suatu pola pikir dimana kita mengartikan suatu peristiwa demi peristiwa dengan sudut pandang yang baik, atau mengambil hikmah dari setiap perbuatan yang kita lakukan, kadang suatu pikiran pertama yang keluar dari pikiran kita dalam menanggapi sebuah peristiwa tidaklah sepenuhnya benar, kadangkala seperti prasangka buruk atau merendahkan orang merupakan mayoritas pikiran utama yang selalu keluar dari otak manusia, tetapi bila kita dapat berpikir positif maka suatu kejadian buruk sekalipun dapat kita artikan sebagai sebuah pelajaran hidup, ada sebuah ilustrasi yang menggambarkan seorang manajer keuangan dalam suatu perusahaan, ia harus tiba di kantornya untuk menghadiri rapat umum tahunan yang dihadiri oleh berbagai atasan penting, sehingga ia harus tepat tiba di kantor pukul 09.00 tepat, tapi pada saat itu ia terlambat bangun, karena sang istri lupa membangunkan dirinya, ia bergegas pergi menuju stasiun untuk menaiki KA pukul 08.00, sampai distasiun ternyata KA yang hendak ia naiki ternyata sudah berangkat, akhirnya ia pun tertinggal kereta. Dengan kesal ia menelpon istrinya langsung melabrak dan memaki-maki istrinya karena lalai membangunkannya, ia frustasi karena ia pasti akan di pecat karena hal ini, setelah beberapa saat ia sudah lemas duduk di kursi peron dengan lesu menunggu kereta selanjutnya tiba. 15 menit berlalu, terdengar kabar dari pihak stasiun menyiarkan bahwa kereta selanjutnya akan terlambat dengan waktu yang tidak ditentukan, makin tersulutlah emosinya, dan langsung pergi ke kantor tempat kepala stasiun tersebut dan memaki-makinya dan menjelaskan tentang permasalahan yang ia alami, dengan lesu kepala stasiun tersebut menyalami kepala manajer tersebut dan berucap “ Selamat pak, karena bapak luput dari kecelakaan maut yang menimpa kereta api kami pada pemberangkatan sebelumnya”. Pola pikir kita sangat erat kaitannya dengan emosi sesaat kita, bila kita mencoba merubah pola pikir kita, maka emosi kita tidak akan mudah tersulut dan peristiwa-peristiwa yang terjadi tidaklah terasa lebih ringan dan bermakna.

Mengatasi Masalah Hidup

0 komentar
Mengatasi Masalah Hidup

1. The Power of Kepepet. Terkait khususnya dengan sikap suka menunda pekerjaan, salah satu cara mengatasinya dengan menggunakan the power of kepepet. Katakan pada diri kita kalau kita punya waktu tak lama. Mungkin lima menit atau 10 menit untuk menyelesaikan pekerjaan yang harus kita lakukan. Bahkan mungkin dengan pernyataan yang lebih ekstrem, katakan kalau mungkin ini aktivitas terakhir yang bisa kita lakukan di dunia ini. Saya yakin kita akan melakukannya dengan penuh kesungguhan dan tak ada lagi penundaan. Waktu yang singkat akan menekan kita bekerja cepat. Dalam situasi kepepet kita kerap bisa bertindak luar biasa.

2. Cintai Apa yang Anda Lakukan. Apapun profesi atau pekerjaan anda, dan apapun yang anda lakukan, lakukanlah itu dengan penuh kecintaan. Bila kita mencintai apa yang kita lakukan, tak ada kata malas, tak ada kata payah, tak ada kata putus asa. Lakukan yang anda suka dan kebahagiaan akan mengikuti anda. Bisa dalam bentuk uang atau hal lain yang jauh lebih membahagiakan yang tak dapat ditukar hanya sekedar oleh harta.

3. STOP Berpikir Negatif. Positif dan negatif merupakan kedua hal yang selalu akan berdampingan sampai kapanpun. Namun bila kita selalu hanya terjebak dalam kubangan pikiran negatif tak akan pernah ada waktu untuk melihat sebuah persoalan dengan jernih. Misalkan saja kita berkata “ah ini kan sulit”, “mana mungkin saya bisa,” dan segala macam pernyataan sejenis yang hanya melihat aspek negatif suatu hal.
Segera alihkan perhatian anda pada hal yang positif. Pada peluang baik dan kesempatan positif dari setiap hal atau peristiwa yang terjadi. Bisa sebagai sebuah kesempatan untuk belajar, untuk menjadi insan yang lebih baik, untuk mendapatkan penghasilan tambahan, untuk membangun jaringan yang lebih luas, untuk meraih cita-cita anda, atau apapun itu.
Kalau kita melihat sisi positifnya, dan bukan pada sisi negatifnya, ketakutan yang selama ini menjalar pada diri anda akan berkurang. Dan anda akan merasa menjadi pribadi yang lebih baik, lebih optimis, dan penuh semangat.

4. Buat Komitmen. Kadang saya dengar pengkomentar yang misal mengetakan sedang kehilangan motivasi atau kurang bersemangat menjalani hidup. Kuncinya, berkomitmenlah secara jujur pada diri kita sendiri. Buat komitmen untuk menjalani hidup yang lebih baik dari detik ke detik, dari menit ke menit, dari jam ke jam, dari hari ke hari, dan dari satu aktivitas ke aktivitas berikutnya.
Kemudian katakan komitmen itu pada orang-orang di sekitar anda. Ceritakan perkembangan atau kegiatan yang telah anda lakukan terkait komitmen anda sekecil apapun itu pada orang yang sudah anda beritahu tadi.
Kita harus bertanggung jawab pada komitmen yang sudah dibuat. Jangan buat malu diri kita sendiri. Jadikan komitmen yang telah kita katakan sebagai penjaga semangat kita.

5. Mulai ACTION saja. Ya, selanjutnya ACTION saja. Saat mulai ACTION, berarti anda mulai bergerak. Tidak lagi berada di tempat yang sama. Anda sudah melakukan sebuah kemajuan. Sekecil apapun itu! Daripada hanya mengkhawatirkan hal yang tidak jelas atau berangan-angan tanpa pangkal ujung, mulai ACTION saja. Segalanya akan lebih mudah saat anda mulai ACTION.

About me

Foto Saya
Alvin
Complex and Complicated
Lihat profil lengkapku
 

Life is so Beautiful Design by Insight © 2009